SUNGAI

Pengertian Sungai

   
    Sungai diartikan sebagai bagian permukaan bumi yang letaknya lebih rendah sebagai tempat aliran air tawar menuju ke reservoir lainnya seperti sungai lain, danau, rawa, atau laut (Syarifuddin et al., 2000). Dalam hal ini sungai merupakan jalur air yang alami, kumpulan air tawar yang bersumber alamiah dan mengalir dari tempat yang tinggi menuju tempat yang lebih rendah, lalu terus mengalir sampai ke laut, danau ataukah sungai dengan ukuran yang lebih besar. 

Profil Sungai

A. Bagian Hulu
  • Aliran air sungai deras
  • Gradien sungai mengikuti topografi lingkungan
  • Laju kecepatan arus aliran sungai meningkat saat melewati saluran yang sempit dan dalam
  • Muatan sungai memiliki energi untuk erosi relief (bentuk permukaan) sehingga menghasilkan bentuk lembah 



B. Bagian Tengah

  • Relief lebih landai –> adanya laju kecepatan arus aliran sungai yang melambat
  • Bentuk sungai menyesuaikan perubahan laju kecepatan arus dengan cara mengendapkan endapan kasar di dataran banjir
  • Jumlah sedimen di daerah dataran banjir bervariasi secara bertahap akibat fluktuasi aliran 
C. Bagian Hilir
  • Aliran sungai lambat
  • Keberadaan dataran banjir bergantung pada pengendapan meander
  • Aliran sungai menyebabkan bentukan sungai menjadi U
  • Muatan yang berada pada arus aliran sungai merupakan bahan – bahan dengan sifat menyuburkan 


Pola Aliran Sungai
    Pola aliran sungai atau sistem sungai dapat terbentuk dalam beragam bentuk aliran karena topografi tanah (kemiringan dan ketinggian tanah) dan kondisi geologi lahan (kondisi batuan). Menurut konfigurasinya, pola aliran sungai antara lain adalah sebagai berikut:
1. Pola Aliran Dendritik
Pola Aliran dendritik adalah pola aliran yang percabangannya menyerupai struktur pohon. Pada umumnya, pola aliran dendritik dikendalikan oleh litologi batuan yang homogen. Pola aliran dendritik dapat memiliki tekstur/kerapatan sungai yang dikendalikan oleh jenis batuannya. Tekstur merupakan panjang sungai per satuan luas. Resistensi batuan terhadap erosi sangat berpengaruh terhadap proses-proses pembentukkan alur-alur sungai. Apabila sistem sungai terbentuk pada batuan yang tidak resisten akan membentuk pola aliran sungai yang rapat (tekstur halus), sebaliknya apabila resisten akan membentuk tekstur kasar.

2. Pola aliran Anular
Pola aliran annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah hilir aliran kembali bersatu. Pola aliran ini banyak dijumpai pada morfologi kubah (domes) atau laccolith.

3. Pola Aliran Trellis
Pola aliran trellis adalah pola aliran sungai yang berbentuk pagar (trellis) dan dikendalikan oleh struktur geologi berupa pelipatan siklin dan antiklin. Pola aliran trellis dicirikan oleh pola saluran-saluran air yang sejajar, mengalir searah kemiringan lereng dan tegak lurus dengan saluran utamanya yang berarah searah dengan sumbu lipatan.

4. Pola Aliran Rektangular
Pola rectangular adalah pola aliran sungai yang dikendalikan oleh struktur geologi, seperti pada struktur kekar (rekahan) dan sesar (patahan) dan dicirikan oleh saluran-saluran air yang mengikuti pola struktur kekar dan patahan.
5. Pola Aliran Radial Sentrifugal
Pola aliran radial sentrifugal adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara sentrifugal dari suatu titik ketinggian, seperti puncak gunung api atau bukit intrusi. Bentangalam kubah (domes) dan laccolith juga menghasilkan pola aliran radial. Pola ini merupakan pola aliran sungai dengan satu pusat sungai memiliki sebaran aliran sungai yang menyebar ke segala arah.
6. Pola Aliran Radial Sentripetal
Pola aliran sentripetal adalah pola aliran dimana aliran sungainya mengalir ke satu tempat berupa cekungan (depresi). Pola aliran ini berlawanan dengan pola aliran radial.
7. Pola aliran Parallel
Paralel merupakan pola alirann sungai yang terdapat pada suatu daerah yang luas dan sangat miring. Akibat kemiringan ini, gradien sungai menjadi besar sehingga dapat mengalirkan air ke tempat terendah dengan arah yang hampir lurus. Pola ini biasanya terbentuk di daratan pantai yang masih muda dengan lereng asli yang sangat miring ke arah laut.

8. Pola Aliran Pinnate
Pola pinate adalah bentuk khusus dari pola dendritis yang mempunyai ciri yaitu anak sungainya hampir sejajar dengan induk sungai dan bermuara pada induk sungai dengan sudut lancip. Sudut lancip tersebut menunjukkan kecuraman lereng yang besar. Secara umum, lereng dalam pola aliran sungai pinnate bersifat lebih terjal.


Pembagian Sungai
Menurut jumlah airnya:
  1. sungai permanen - yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Barito, dan Mahakam di Kalimantan, Sungai Musi dan Sungai Indragiri di Sumatra.
  2. sungai periodik - yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya sedikit. Contoh sungai jenis ini banyak terdapat di Pulau Jawa, misalnya Bengawan Solo dan Sungai Opak di Jawa Tengah, Sungai Progo dan Sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta, serta Sungai Brantas di Jawa Timur.
  3. sungai intermittent atau sungai episodik - yaitu sungai yang mengalirkan airnya pada musim penghujan, sedangkan pada musim kemarau airnya kering. Contoh sungai jenis ini adalah Sungai Kalada di Pulau Sumba dan Sungai Batanghari di Sumatra.
  4. sungai ephemeral - yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya, sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.
Menurut genetiknya:
  1. sungai konsekwen yaitu sungai yang arah alirannya searah dengan kemiringan lereng.
  2. sungai subsekwen yaitu sungai yang aliran airnya tegak lurus dengan sungai konsekwen.
  3. sungai obsekwen yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya berlawanan arah dengan sungai konsekwen.
  4. sungai insekwen yaitu sungai yang alirannya tidak teratur atau terikat oleh lereng daratan.
  5. sungai resekwen yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya searah dengan sungai konsekwen.
  6. sungai andesen yaitu sungai yang kekuatan erosi ke dalamnya mampu mengimbangi pengangkatan lapisan batuan yang dilalui.
  7. sungai anaklinal yaitu sungai yang arah alirannya mengalami perubahan karena tidak mampu mengimbangi pengangkatan lapisan batuan.
Menurut sumber airnya:
  1. sungai hujan yaitu sungai yang berasal dari air hujan. Banyak dijumpai di Pulau Jawa dan kawasan Nusa Tenggara.
  2. sungai gletser yaitu sungai yang berasal dari melelehnya es. Banyak dijumpai di negara-negara yang beriklim dingin, seperti Sungai Gangga di India dan Sungai Rhein di Jerman.
  3. sungai campuran yaitu sungai yang berasal dari air hujan dan lelehan es. Dapat dijumpai di Papua, contohnya Sungai Digul dan Sungai Mamberamo.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seluk Beluk Kapal Selam